LAPORAN PENELITIAN PENGARUH CAHAYA TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN TANAMAN TERONG UNGU
LAPORAN PENELITIAN
PENGARUH CAHAYA TERHADAP PERTUMBUHAN DAN
PERKEMBANGAN TANAMAN TERONG UNGU
![]() |
|||||
![]() |
![]() |
||||
DISUSUN OLEH :
KELAS
XII MIA 2
TIARA
SMA NEGERI 1
KARANG BARU
TAHUN AJARAN 2018/2019
TAHUN AJARAN 2018/2019
KATA
PENGANTAR
Puji
syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayahnya
khususnya bagi penulis sehingga kami dapat melakukan penelitian dan menulis laporan hasil
penelitian seperti ini.
Tak
lupa pula kami
mengucapkan banyak terimakasih kepada guru biologi kami, yang telah membimbing dan membantu kami
dalam penyelesaian laporan ini.
Laporan
ini berisi tentang hasil pengamatan tanaman terong yang tumbuh di tempat yang terkena cahaya
matahari dengan tanaman
terong yang tidak
terkena cahaya matahari
(gelap). Laporan ini kami harapkan akan memberi informasi
dan menambah ilmu pengetahuan pembaca, sehingga pembaca mengetahui mengapa
cahaya sangat mempengaruhi tumbuhnya tanaman.
Laporan ini kami buat dengan semaksimal mungkin untuk memenuhi tugas praktik biologi.
Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam
penyusunan laporan yang kami buat ini. Oleh karena itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca.
Karang Baru, 15 September 2018
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL............................................................................................................1
KATA PENGANTAR.........................................................................................................2
DAFTAR ISI........................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN....................................................................................................4
1.1. Latar Belakang........................................................................................................................4
1.2. Rumusan
Masalah..........................................................................................................4
1.3. Hipotesis........................................................................................................................5
1.4.
Tujuan
Penelitian...........................................................................................................5
1.5. Manfaat
Penelitian.........................................................................................................5
BAB II TINJAUAN
PUSTAKA.........................................................................................6
2.1. Landasan
Teori..............................................................................................................6
2.2. Objek Penelitian (Tanaman
Terong)..............................................................................7
BAB III METODE
PENELITIAN.....................................................................................9
3.1. Waktu Penelitian...........................................................................................................9
3.2. Tempat Penelitian..........................................................................................................9
3.3. Alat dan Bahan..............................................................................................................9
3.4. Langkah Kerja...............................................................................................................9
BAB IV HASIL DAN
PEMBAHASAN..........................................................................10
4.1. Data Hasil Pengamatan...............................................................................................10
4.2.
Pembahasan.................................................................................................................11
BAB V PENUTUP............................................................................................................12
5.1.
Kesimpulan..................................................................................................................12
5.2. Saran............................................................................................................................12
DAFTAR
PUSTAKA........................................................................................................13
DAFTAR
GAMBAR
2.1.1. Tabel Taksonomi Tumbuhan Terong.........................................................................6
4.1.1. Tabel Pertumbuhan Tinggi Tanaman Terong
.........................................................10
4.1.2. Grafik Pertumbuhan Tinggi Tanaman Terong ........................................................10
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.
Latar
Belakang
Cahaya matahari adalah sumber energi
utama bagi kehidupan seluruh makhluk di bumi. Bagi manusia dan hewan cahaya
matahari adalah penerang bagi dunia ini. Selain itu, bagi tumbuhan yang
khususnya berklorofil seperti tanaman terong, cahaya matahari sangat menentukan
proses fotosintesis. Fotosintesis adalah proses dasar bagi tumbuhan untuk
menghasilkan makanan. Makanan yang dihasilkan akan menentukan ketersediaan energi
untuk pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan.
Kekurangan cahaya matahari akan
mengganggu proses fotosintesis dan pertumbuhan tanaman, meskipun kebutuhan
cahaya tergantung pada jenis tumbuhan. Selain itu, kekurangan cahaya pada saat
perkecambahan tanaman terong berlangsung
akan menimbulkan gejala etiolasi dimana batang kecambah akan tumbuh lebih cepat
namun layu dan daunnya berukuran kecil dan tipis. Semua ini dikarenakan tidak
adanya cahaya sehingga dapat memaksimalkan fungsi auksin untuk pemanjangan sel-sel
tumbuhan. Sebaliknya, tanaman terong yang tumbuh di tempat terang menyebabkan
pertumbuhan batang lebih lambat dan pendek, daun lebih lebar, lebih hijau
tampak segar dan batang saat berkecambah lebih kokoh.
Dikarenakan cahaya matahari sangat
penting dan memberikan pengaruh besar terhadap pertumbuhan dan perkembangan
pada tanaman, maka pada tugas kelompok kali ini kami melakukan pengamatan
terhadap pertumbuhan dan perkembangan tanaman terong di dua tempat yang
berbeda, yaitu tempat yang terang dan tempat yang gelap.
1.2.
Rumusan
Masalah
1. Bagaimanakah
pengaruh cahaya matahari terhadap pertumbuhan dan perkembangan tanaman terong?
2. Bagaimanakah
perbedaan kecepatan pertumbuhan dan perkembangan tanaman terong yang berbeda
intensitas cahayanya?
1.3.
Hipotesis
Dalam Penelitian ini, kami mengambil
hipotesis bahwa :
Jika
tumbuhan terong diletakkan diruang yang langsung terkena cahaya
matahari, maka pertumbuhannya akan lebih lambat dan berbatang pendek namun
daunnya tampak lebih lebar, tebal, hijau, tampak segar dan batang kecambah
tampak kokoh. Dan jika diruang yang tanpa cahaya (gelap), maka batang kecambah
akan tumbuh lebih cepat namun lemah , daunnya berukuran kecil, tipis dan
berwarna pucat.
1.4.
Tujuan
penelitian
1. Untuk
mengetahui pengaruh cahaya matahari terhadap pertumbuhan dan perkembangan
tanaman terong.
2. Untuk
mengetahui perbedaan kecepatan pertumbuhan dan perkembangan tanaman terong yang
berbeda intensitas cahayanya.
1.5.
Manfaat
Penelitian
·
Manfaat untuk penulis
Dengan
melakukan penelitian untuk menyusun karya tulis ilmiah ini, dapat memberikan
pengalaman khususnya untuk kami sebagai peneliti sekaligus penyusun laporan ini
serta pengetahuan tentang pengaruh cahaya terhadap pertumbuhan dan perkembangan
tanaman terong dan perbedaan pertumbuhan dan perkembangan biji terong yang
diletakan dilingkungan yang berbeda intensitas cahayanya.
·
Manfaat untuk pembaca
Untuk
menambah wawasan dan pengetahuan tentang pengaruh cahaya terhadap pertumbuhan
dan perkembangan tanaman terong dan perbedaan pertumbuhan dan perkembangan tanaman
terong yang diletakan dilingkungan yang berbeda intensitas cahayanya, sehingga
dapat menanam terong dengan intensitas cahaya yang tepat.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.
Deskripsi
Tumbuhan Terong (Solanum melongenal L)
Terong
merupakan tanaman jenis perdu yang umumnya setahun (manual). Terong dapat
tumbuh dengan baik pada ketinggian hingga 1.200 m diatas permukaan laut. Tinggi
pohon terong 40-150 cm, memiliki daun dengan ukuran panjang 10-20 cm dan lebar
5-10 cm. Bunga berwarna putih hingga ungu dengan lima mahkota bunga. Terong
merupakan jenis tanaman kentang, tomat, dan paprika. Buahnya biasa dijadikan
sayur-sayuran yang bernilai gizi tinggi.
Warna
bunga ntara putih hingga ungu. Batang berkayu, berbentuk silindris, percabangan
simpodial, batang muda b erambut halus berwarna ungu. Arah tumbuh batang tegak
lurus, arah tumbuh cabang condong keatas. Dauntunggal, bertangkai silindris
panjangnya 0.5-2.5 cm, letak tersebar. Helaian daun bentuknya bulat telur,
ujung tumpul, pangkal membulat, tepi rata, pertulangan menyirip panjang 1,5-2
cm, lebar 1-5 cm berwarna hijau, daging ddaun papyraceus.
Terong
diduga berasal dari benua Asia, terutama di India dan Burma. Beberapa petunjuk
menyatakan bahwa tanaman ini banyak tumbuh di Cina, dari daerah tersebut
kemudian menyebar ke negara-negara lain di Eropa, Afrika, Amerika Selatan,
Malaysia dan Indonesia.
2.1.1. Tabel taksonomi tumbuhan terong
Klasifikasi Terong
|
|
Nama latin
|
Solanun melongena L
|
Kingdom
|
Plantae
|
Subkingdom
|
Trachebionta
|
Super divisi
|
Spermatophyta
|
Divisi
|
Magnoliophyta
|
Kelas
|
Magnoliopsida
|
Subkelas
|
Asteridae
|
Ordo
|
Solanales
|
Famili
|
Solamaceae
|
Genus
|
Solanum
|
spesies
|
Solanum melongena L
|
Akar
terong ungu berbentuk tunggang dan cabang-cabang akar menembus tanah sekitar
80-100 cm. Permukaan kulit batang cabang ataupun daun tertutup oleh buku-buku
halus. Daun terdiri atas tangkai daun dan helaian daun. Tangkai daun berbentuk
silindris dengan sisi agak pipih dan menebal dibagian pangkal. Bunganya lebih
dikenal dengan berkelamin dua. Bunga ini dikenal engan bunga sempurna. Bentuk
buah beragam yaitu silindris, lonjong oval atau bulat.
Warna
kulit ungu hingga mengkilap. Terong ungu merupakan buah sejati tunggal,
berdaging tebal, lunak dan berair. Buah terong menghasilkan biji yang sangat
banyak dalam satu buah dan memiliki ukuran kecil, berbentuk pipih dan berwarna
cokelat muda.
2.2.
Landasan
Teori
Pertumbuhan
adalah pertambahan ukuran (massa,panjang) secara kuantitatif yang dihasilkan
dari pertambahan jumlah sel & bersifat irreversibel (tidakdapat kembali)
karena adanya pembelahan mitosis. Perkembangan adalah proses menuju kedewasaan
secara kualitatif terhadap pengembangan tubuh organisme.
Pertumbuhan
dan perkembangan pada tumbuhan dimulai dengan perkecambahan biji. Kemudian,
kecambah berkembang menjadi tumbuhan kecil yang sempurna yang kemudian tumbuh
membesar. Setelah mencapai masa tertentu, tumbuhan akan berbunga dan
menghasilkan biji. Perkembangan pada tumbuhan diawali dengan fertilisasi. Pada
awal perkembangannya, embrio mendapatkan makanan dari kotiledon. Kotiledon
terdapat pada biji tumbuhan tingkat tinggi. Tumbuhan dikotil memiliki dua
kotiledon, sedangkan monokotil memiliki satu kotiledon. Pertumbuhan awal
tumbuhan dari biji menjadi tanaman baru disebut perkecambahan. Berdasarkan
letak kotiledonnya, perkecambahan dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu
epigeal dan hipogeal. Pada perkecambahan epigeal, kotiledon terdapat
dipermukaan tanah karena terdorong oleh pertumbuhan hipokotil yang memanjang ke
atas. Pada perkecambahan hipogeal, kotiledon tetap berada dibawah tanah,
sedangkan plumula keluar dari permukaan tanah disebabkan pertumbuhan epikotil
yang memanjang ke arah atas.
Pertumbuhan
disebabkan oleh pertambahan besar dan panjang sel-sel itu sendiri. Pada batang
terdapat dua jenis tunas, yaitu tunas yang letaknya di ujung batang yang
disebut tunas terminal dan mengandung meristem apikal, serta tunas samping yang
nantinya membentuk cabang batang, daun, dan bunga. Batang tumbuhan selain
bertambah panjang juga dapat bertambah besar. Hal ini dikarenakan adanya
aktivitas kambium, yang termasuk jaringan meristem yang sel-selnya aktif
membelah. Letak kambium diantara jaringan xilem dan floem. Kambium akan terus
membentuk jaringan xilem dan floem baru sehingga batang makin lama akan menjadi
besar. Aktivitas kambium meninggalkan batas yang jelas pada batang. Batas ini
disebut lingkaran tahun.
Faktor-faktor
yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan yaitu:
a)
Faktor Eksternal
o
Air dan mineral
o
Suhu
o
Oksigen
o
Cahaya
o
PH
o
Nutrisi
o
Kelembapan
b)
Faktor Internal
o
Gen
o
Hormon
§
Auksin (berfungsi untuk perpanjangan sel,
merangsang pembentukan bunga, dan mengaktifkan kambium untuk membentuk sel-sel
baru).
§
Giberelin (merangsang pembelahan dan pembesaran
sel serta merangsang perkecambahan biji)
§
Sitokinin (memacu pembelahan sel serta mempercepat
pembentukan akar dan tunas)
§
Etilen (menghambat pemanjangan batang,
mempercepat penuaan buah, dan menyebabkan penuaan daun)
§
Asam absisat (berperan pada proses perontokan
daun)
§
Kalin (adalah hormon yang merangsang pembentukan
organ tubuh)
Ø
Kaulokalin (merangsang pembentukan batang)
Ø
Rhyzokalin (merangsang pembentukan akar)
Ø
Filokalin (merangsang pembentukan daun)
Ø
Antokalin (merangsng pembentukan bunga)
§
Asam traumalin (memperbaiki bagian yang luka
atau regenerasi)
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1. Waktu Penelitian
Penelitian dimulai pada 26 juli 2018
dan berakhir pada 26 agustus 2018. Namun perawatan tanaman akan terus
berlangsung.
Rentang waktu tersebut digunakan untuk persiapan
medium, penanaman, perkecambahan, dan pengumpulan data.
3.2. Tempat Penelitian
Penelitian dilaksanakan di SMA Negeri 1 Karang Baru
tepatnya di depan ruang kelas XII MIA 2 dan di dalam ruang kelas XII MIA 2.
3.3. Alat dan Bahan
·
Alat tulis
·
Polybag
·
Benih terong
·
Tanah
·
Air
·
Kardus
3.4. Langkah Kerja
1)
Rendam bibit terong yang akan disemaikan selama 10-15
menit, kemudian bungkus benih dengan kain basah dan diamkan selama sehari.
2)
Isi 6 polybag dengan tanah yang sama banyak.
3)
Masukkan benih tadi kedalam polybag.
4)
Siram dengan air secukupnya.
5)
Tanaman diberi pelakuan intensitas cahaya yang berbeda
Ø
3 polybag diletakkan di tempat yang bercahaya
terang dengan diberi label A1, A2, A3.
Ø
3 polybag diletakkan di tempat yang tidak
terkena cahata (gelap), yaitu di tutup dengan kardus dan diletakkan di dalam
ruangan dengan diberi label B1, B2, B3.
6)
Tanaman disiram 2-3 kali sehari dengan takaran yang
sama.
7)
Catatlah perkembangan tanaman terong.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Data Hasil
Pengamatan
Berdasrkan hasil pengamatan yang dilakukan
sebanyak empat kali, maka data yang diperoleh adalah sebagai berikut:
4.1.1. Tabel
Pertumbuhan Tinggi Tanaman Terong
JENIS POLYBAG
|
HARI KE-5
|
Hari Ke-10
|
HARI KE-14
|
HARI KE-19
|
PANJANG BATANG
|
PANJANG BATANG
|
PANJANG BATANG
|
PANJANG BATANG
|
|
Polybag A1
|
0,8
|
4
|
4,5
|
6
|
Polybag A2
|
-
|
3
|
3,8
|
6,5
|
Polybag A3
|
0,1
|
4
|
4,7
|
7
|
RERATA A
|
0,45
|
3,6
|
4,3
|
6,5
|
Polybag B1
|
3
|
10,3
|
10,7
|
mati
|
Polybag B2
|
1
|
8,2
|
8,5
|
mati
|
Polybag B3
|
1
|
8,3
|
8,5
|
8,8
|
RERATA B
|
1,6
|
8,9
|
9,2
|
8,8
|
4.1.2. Grafik
Pertumbuhan Tinggi Tanaman Terong
4.2.
Pembahasan
Berdasarkan
pengamatan yang telah dilakukan menunjukkan bahwa terdapat perbedaan
pertumbuhan dan perkembangan di tempat yang terkena
cahaya (terang) dan yang tidak terkena cahaya (gelap). Hal ini
menunjukkan bahwa cahaya mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tanaman
terong.
Apabila
ditanam di tempat gelap, maka tanaman akan tumbuh lebih panjang daripada
normalnya. Peristiwa itu terjadi karena pengaruh fitohormon, terutama hormon
auksin. Fungsi utama hormon auksin adalah sebagai pengatur pembesaran sel dan
memacu pemanjangan sel di daerah belakang meristem ujung. Hormon auksin ini
sangat peka terhadap cahaya matahari. Bila terkena cahaya matahari, hormon ini
akan terurai dan rusak. Pada keadaan yang gelap, hormon auksin ini tidak
terurai sehingga akan terus memacu pemanjangan batang. Akibatnya, batang
tanaman akan lebih panjang jika ditanam di tempat yang gelap, tetapi dengan
kondisi fisik tanaman yang kurang sehat, batang terlihat kurus tidak sehat,
warna batang dan daun pucat serta kekurangan klorofil sehingga daun berwarna
kuning (etiolasi).
Jika
ditanam di tempat terang, maka tanaman akan tumbuh lebih pendek daripada yang
ditanam di tempat gelap. Peristiwa itu juga terjadi karena pengaruh fitohormon,
terutama hormon auksin. Seperti yang telah dijelaskan di atas, hormon auksin
ini akan terurai dan rusak sehingga laju pertambahan tinggi tanaman tidak
terlalu cepat. Akibatnya, batang tanaman akan lebih pendek, tetapi dengan
kondisi fisik tanaman yang sehat, subur, batang terlihat gemuk, daun terlihat
segar dan berwarna hijau serta memiliki cukup klorofil.
Pertumbuhan tanaman di tempat gelap
sangatlah cepat, namun perkembangannya sangat lambat, bahkan sangat sulit untuk
berkembang, dan kondisi tanaman terong di tempat gelap juga tidak sehat.
Sedangkan tanaman terong tang diletakkan di tempat terang pertumbuhannya lambat
namun keadaannya subur dan sehat.
4.3.
Uji Hipotesis
Hasil Penelitian menunjukan bahwa pertumbuhan
tanaman terong berbeda satu sama lain. Cahaya yang berbeda dapat
mempengaruhi laju pertumbuhan tanaman, tanaman terong yang ditempat gelap tumbuh lebih cepat namun
tidak sehat, dan tanaman terong yang tumbuh di tempat terang pertumbuhannya
lambat namun keadaanya sehat, itu menunjukan bahwa Cahaya dapat berpengaruh
terhadap tanaman terong. Dengan demikian hipotesis yang kami ajukan sesuai
dengan hasil penelitian.
BAB V
PENUTUP
5.1.
Kesimpulan
Dari hasil penelitian pengaruh faktor cahaya terhadap pertumbuhan dan
perkembangan tanaman terong, dapat disimpulkan bahwa cahaya dapat mempengaruhi
proses pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Proses pertumbuhan dan
perkembangan tumbuhan membutuhkan cahaya. Namun, banyak sedikitnya cahaya
yang dibutuhkan tiap tumbuhan berbeda-beda, begitu pula dengan tumbuhan terong.
Dari penelitian yang telah dilakukan terhadap pertumbuhan dan perkembangan
tumbuhan terong, biji terong yang diletakan ditempat gelap dan terang akan
mempunyai perbedaan. Biji terong yang terkena cahaya matahari secara langsung
(terang) pertumbuhannya lebih lambat, daunnya lebar & tebal, berwarna
hijau, batang tegak, kokoh. Sedangkan, biji terong yang tidak terkena cahaya
matahari (gelap) pertumbuhannya lebih cepat tinggi (etiolasi) dan daunnya
tipis, berwarna pucat, batang melengkung tidak kokoh. Hal ini terjadi karena
cahaya memperlambat/menghambat kerja hormone auksin dalam pertumbuhan meninggi
(primer). Sehingga dapat disimpulkan bahwa hipotesis yang telah dibuat
sebelumnya telah benar.
5.2.
Saran
Adapun saran
untuk penulis yaitu :
Hendaknya
dalam melakukan percobaan penelitian pertumbuhan tanman ini, intensitas pengukurannya
dilakukan dua hari sekali agar mendapatkan data yang lebih akurat, dan
pertumbuhannya dapat teramati dengan baik.
Saran untuk para
petani yaitu :
Upayakan
agar tanaman yang kita tanam memperoleh cahaya matahari yang cukup
dalam pertumbuhan tanaman agar tanaman dapat tumbuh dengan kondisi
baik.
DAFTAR PUSTAKA
Komentar
Posting Komentar